blog analyticsblog analytics

Translate

Rabu, 19 Juni 2013

CERPEN

guys ini merupakan cerpen  berdasarkan pengalamanku sendiri !! selamat membaca

RASA YANG ANEH
OLEH:
ILHAM LUTHFAN FADHIL

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Guru Bahasa Indonesia tercinta yaitu bernama Bu Zuna yang membimbingku dalam menyusun dan membuat cerpen ini . Cerita cerpen yang saya buat ini terinspirasi dari cerita pengalaman hidup daya yang menarik.

            Gresik merupakan kota santri dan kota industri. Penuh dengan pabrik-pabrik dan bukit-bukit kapur. Setelah lulus dari sekolah dasar aku masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP. Persaingan masuk SMP di Kabupaten Gresik ini tidaklah mudah. Untungnya aku diterima di SMP favorit di Kabupaten Gresik. Saat di SMP inilah cerita mengenai persahabatan, perjuangan saat sekolah, cerita baik yang senang dan sedih pun di mulai.

            Fadhil, itulah nama panggilanku saat di sekolah dasar. Nama lengkapku Fadhil Ardiansyah. 6 tahun sudah aku sekolah di SDN 2 Randuagung, kini aku sudah sampai di jenjang SMP yang pastinya lebih susah daripada di SD dulu. Aku sekarang sudah bersekola di SMPN 1 Gresik, sekolah menengah pertama nomor satu di Kabupaten Gresik. Tapi bukan berarti aku sudah tenang dan santai-santai saja, sekolah terbaik juga saingan yang semakin berat. Singkat cerita sekarang aku sudah kelas 2 SMP lebih kerennya kelas 8. Saat itu aku adalah orang yang kuper, penyendiri sama seperti di kelas 7 dulu. Aku menjadi seorang seperti itu karena aku tidak begitu kenal dengan teman-temanku. Anehnya sejak kelas 7 sampai sekarang, aku belum punya teman akrab. Memang ku akui bahwa aku adalah orang yang pemalu dan suka menyendiri.

Hari itu hari Senin, hari pertama masuk di kelas 8, seperti biasa ada upacara bendera di sekolah yang pastinya sangat lama dan panas. Pada saat itu aku berada dibaris paling depan karena aku paling kecil. Setelah 60 menit upacara bendera berlangsung semua murid kelas 7,8 dan 9 masuk ke kelas masing-masing. Waktu itu aku duduk di bangku paling depan pastinya aku duduk sendirian. Tiab-tiba datanglah seorang anak berkulit sawo matang dan bertubuh kecil sama sepertiku dan langsung berjalan menujuku.
 “hai!” tanyanya sambil menulurkan tangan.
 “eee hai!” jawabku dengan gugup sambil menyambut jabat tangannya.
 “perkenalkan namaku Yuda, kamu?” ia memandangku dengan tersenyum.
 “aaaaku Fadhil!”
 “salam kenal”.

 Semenjak perkenalan itu kami berdua menjadi sangat akrab layaknya saudara. Dan semenjak itu pula aku berubah menjadi orang yang periang meskipun ada sifat penyendiri dan pendiam, lumayan lah dari pada dulu.


Hari-hari ku dulu yang membosankan sekarang sudah berubah 180 derajat menjadi hari-hari yang menyenangkan semenjak adanya Yuda. Saking akarabnya aku dan Yuda pernah beradu mulut saat berdiskusi. Adu mulut itu dimulai saat pelajaran olahraga, saat itu tim basket kami kalah hal ini diakibatkan keegoisan Yuda. Yuda terlalu individual
 “he Yud, kamu jangan main sendiri, tadi aku kosong tidak ada yang menjaga kau tidak mengumpaniku.” Kataku sambil berteriak
“yo gak yo. Kamu aja yang nggak minta umpan”
“halah percuma aku minta umpan, ya gak dikasih. Dasar egois.”
“kamu yang egois!” hal itu membuat Yuda sakit hati. tapi tidak hanya kejadian itu saja, banyak sekali kejadian seperti itu bahkan kami pun pernah saling menjauh. Tapi  pertengkaran kami seperti anak kecil sedikit-sedikit bertengkar tapi cepat untuk memaafkan, itulah kami sehingga persahabatan kami tidak akan rusak meskipun banyak perselisihan. 

 Dibalik kesenanganku itu ada sedikit perasaan yang mengganjal dalam hatiku, perasaan yang mengganjal dihatiku  yaitu soal hasil belajarku yang tidak kunjung membaik nilai ulangan harianku juga tidak ada yang mencapai nilai 80, apalagi pelajaran fisika yang hanya mendapatkan nilai antara 50-70 tapi hal itu tidak kupedulikan dan selalu ku abaikan.

            Pada suatu hari setelah bel istirahat berbunyi, seperti biasa aku ke kantin. Biasanya  aku pergi bersama Yuda, namun saat itu Yuda ada urusan jadi aku pergi ke kantin sendirian. Setelah 10 menit berada di kantin aku beranjak kembali ke kelas. Tiba-tiba
“Waaaa” Yuda mengagetkanku dari belakang
Sontak aku pun berteriak “Waaaa, owh dasar Yuda, ada apa?” kataku sambil memukul lengannya.
“enggak ada apa-apa kok! Eh aku mau cerita!”
“cerita? Cerita apa?”
“ada deh!” jawabnya dengan dengan penuh tanda tanya.
Kami berdua pun pergi ke kelas kami yaitu kelas 8B yang letaknya di lantai dua gedung sebelah timur untuk membicarakan sesuatu.

            Setelah sampai di kelas kami berdua duduk di bangku paling belakang dan paling pojok.
“eh kamu tadi mau cerita apa?” tanyaku yang sedikit memaksa
“ehm, cerita gak ya???” jawabnya yang membuatku semakin penasaran.
“begini lho aku mau cerita soal perempuan”
“perempuan?????” jawabku sambil mengernyutkan dahi.
 Belum selesai cerita bel masuk pun berbunyi.
“eh ceritanya nanti dulu ya!!!” ada gurunya tuh.” Kata Yuda sambil tergesa-gesa.
“baiklah, tapi janji ya?”
“ok bos!”

            Beberapa jam pelajaran pun selesai. Seperti biasa aku menunggu jemputan di depan supermarket yang letaknya sebelah barat dari SMPN 1 Gresik. Saat menunggu jemputan, Yuda menghampiriku.
“ada apa?”
“katanya mau dengar ceritaku.”
“oh ya, aku lupa! Bagaimana?”
“aku mau cerita soal perempuan yang aku sukai. Dia itu putih juara kelas lagi, namanya Sora.”
“tumben tidak biasanya kamu cerita ke aku soal perempuan, biasanya kamu kan cerita soal teman, keluarga, guru pelajaran???”
Yuda tidak menghiraukannya dan melanjutkan omongannya.
“itu-itu yang mau naik angkot!” katanya sambil menunjuk pada seseorang.
“mana? Nggak kelihatan!”
“itu yang pakek tas coklat, ah kamu telat! Katanya sambil menyesal.
“eh sudah dulu ya, aku sudah dijemput. Bye ?”
“Bye!”

 Saat perjalanan pulang aku memikirkan soal perempuan yang dibicarakan Yuda. Mendengar kata juara kelas aku langsung timbul perasaan yang aneh dan sedikit ada rasa-rasa suka. Ku akui bahwa aku memang suka dan kagum pada orang-orang yang pintar. Selain itu aku juga membayang-bayangkan wajah perempuan tersebut. Semakin dibayangkan aku semakin penasaran dan tidak sabar untuk menunggu esok harinya. Keesokan harinya aku sengaja berangkat pagi karena penasaran melihat perempuan yang disukai Yuda. Saat di kelas aku terkejut, ternyata aku datang terlalu pagi. Pintu kelas saja masih dikunci, mungkin aku terlalu bersemangat. Menunggu selama 30 menit akhirnya pintu di buka dan aku duduk. Sedari menunggunya aku juga memikirkannya. Tiba-tiba datanglah seorang perempuan putih berkerudung. “wah, cantik juga anak ini!” batinku, tapi aku tidak memperdulikannya. Namun seseorang memanggil ia dengan sebutan Sora. Sontak aku kaget dan langsung menoleh ke arahnya. “owh jadi ini yang namanya Sora!”.

            Pelajaran hari itu berjalan seperti biasa. Keesokan harinya di kelasku ada rolling tempat duduk. Aku duduk duduk paling depan, saat aku menoleh belakang untuk melemaskan punggungku aku kaget ternyata dibelakangku tepat adalah tempat duduknya Sora. Aku langsung menghadap ke depan. Kurasakan jantungku yang tiba-tiba berdetak sangat kencang dan hatiku rasanya aneh.
“Fadhil, kamu tahu tidak dibelakang tempat duduknya siapa?” tanya Yuda kegirangan sambil menggenggam lenganku.
“Iya aku tahu, tempat duduknya Sora kan?”
“iya, wah kesempatan nih!”.
Aku tidak memperdulikannya dan menyiapkan buku untuk pelajaran yang akan dimulai. Saat pembelajaran aku sedikit menoleh ke arahnya dengan alasan meminjam bolpen. Semakin aku amati, benar apa yang dikatakan Yuda dia pendiam, pintar, ehm cantik lagi!. Lama kelamaan timbul perasaan yang aneh dan belum bisa aku tafsirkan. Semenjak memikirkannya aku teringat nilai-nilaiku yang sangat jelek. Dengan memikirkannya muncul dorongan dalam diriku untuk berubah. Aku baru sadar bahwa selama ini aku sekolah tidak sungguh-sungguh. Aku juga teringat masa-masa perjuanganku saat masuk di SMPN 1 Gresik ini. Aku merasa malu dengannya.

            Akhirnya aku pun mulai merubah cara belajarku. Aku pun juga menambah jam belajarku, biasanya aku belajar cuma 1 jam dan itu pun tidak sungguh-sungguh sekarang menjadi 3 jam setelah maghrib dan 1 jam setelah subuh, jadi totalnya 4 jam. Selain itu aku tak lupa pula mendekatkanku kepada Tuhan YME. Lambat laun nilai-nilai harianku mulai merangkak naik. Saat ujian akhir semester 1 atau bisa disingkat UAS semester 1, aku mendapatkan ranking 5 dengan rata-rata 86,70 ya meskipun tidak mendapatkan rangking 3 besar. Aku pun juga mulai dikenal di kalangan reguler. Saat aku melihat peringkat ternyata Yuda mendapatkan rangking 13 dan Sora mendapatkan ranking 1 dengan rata-rata tertinggi sekelas reguler dengan perolehan nilai 92,10. Hal itu membuatku kagum dan timbul perasaan aneh yaitu perasaan senang campur suka yang pastinya aneh lah. Aku tetap optimis dan terus berusaha untuk menjadi seperti Sora dan aku ingin menunjukkan kepadanya aku bisa sepertinya.

            Tak terasa aku sudah memasuki semester II. Hari itu hari kamis. Aku datang pagi sekali. Saat aku masuk sekolah ternyata Sora datang lebih dulu dari ku. Saat aku masuk kelas tiba-tiba keringatku keluar, jantungku berdebar-debar, dan bertingkah aneh.
“hai, kamu Fadhil yang rangking 5 itu kan?” tanyanya sambil menatap mataku tajam.
“iiiiya, ada apa?!” jawabku dengan tidak lancar
“tidak ada apa-apa kok”
“kamu kan yang rangking 1 itu kan!” tanyaku
“iya!” jawabnya dengan senyum.
Kurasakan jantungku yang berdebar sangat kencang sekali deg-deg-deg rasanya aku ingin nge fly.

            Pelajaran pun dimulai tampak Yuda yang bersemangat menerima pelajaran dari guru.
“semangat sekali!” tanyaku
“biar bisa lebih pintar darimu” jawabnya bersemangat.
Saat pulang sekolah Yuda menghampiriku.
“eh Fadhil, kamu kalau belajar gimana sih!” tanya Yuda penasaran.
“ya , biasa sering membaca dan mengerjakan soal latihan. Itu aja!”
“owh oke thanks.”

            Saat di rumah aku memikirkan tentang perasaan apakah yang sedang kurasakan saat ini. Kalau dibilang perasaan sih sebenarnya tidak ada yang berlebih. Tapi setiap aku memikirkannya rasanya aku  termotivasi, suka, terinspirasi, kagum, apa aja deh gak bisa dijelasin. Tapi anehnya, biasanya kalau orang yang sedang memikirkan perempuan terus akan lupa segalanya, mengganggu konsentrasi dan memngganggu pikiran saat pelajaran, tapi aku tidak dan justru dengan memikirkannya aku jadi lebih bersemangat. Anehkan. Dan satu lagi biasanya sesorang yang suka pada seseorang lawan jenis punya ambisi untuk bisa menembaknya dan berpacaran. Namun aku tidak seperti itu dan tidak ada rasa sedikitpun untuk berpacaran. Saya fikir bahwa belum saatnya untuk berpacaran saat sekolah dan  harus tetap fokus untuk belajar. Nanti kan pasti ada waktunya untuk pacaran dan sebagainya. Setelah berbulan-bulan tibalah ujian kenaikan kelas 9. Seperti biasa aku giat belajar. Namun kali ini aku hanya mendapatkan rangking 8. Yang sangat disayangkan lagi, aku tidak sekelas lagi dengan Sora justru Yuda yang sekelas dengan Sora. Hufh sayang sekali.

            Sekarang aku sudah kelas 9 dan belum sampai setahun aku akan menghadapi UNAS (ujian nasional). Saat kelas 9 ini  ada yang bercerita tentang perasaanku terhadap Sora. Aku tidak tahu bagaimana teman-temanku tau, tapi aku cuek dan tidak memperdulikannya. Gosip tersebut beredar keseluruh kelas 9 reguler. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa Sora sudah menjadi pacar salah seorang anakkelas 9 dan dari kalangan SBI. Mendengar kabar itu aku tidak marah dan tidak kecewa. Justru aku menjadi semakin semangat untuk bisa mengalahkan anak SBI itu. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu.

            Seperti biasa aku dan Yuda sering mengobrol meskipun aku tidak sekelas lagi dengannya. Tapi kali ini pembicaraannya agak sedikit berbeda, ia bicara mengenai pelajaran.
“bagaimana ulanganmu tadi?” tanya Yuda
“yaaa, gampang-gampang susah!” jawabku tertawa dan menggaruk kepala.
“trus nilau ulangan matematikamu berapa?”
“ehm 98, kamu Yud?”
“seratus dong!!” kami pun tertawa bersama.
“wah Yuda juga mulai semakin meningkat,aku juga harus bisa mengalahkannya.” Batinku

            Hari demi hari terlewati, Unas atau ujian nasional pun semakin dekat. Di SMPN 1 Gresik ini diadakan bimbingan belajar (bimbel) menjelang UNAS dan masuk SMA. Bimbingan belajar itu dikelompokkan berdasarkan test. Peringkat 1-30 masuk kelas A, peringkat 30-60 kelas B, dan peringkat 60-terakhir masuk kelas C. Bisa dibilang dikelompokkan berdasarkan kecerdasannya. Tapi sayang sekali aku masuk kelas B sedangkan Sora dan Yuda berada di kelas A. “Yuda bisa masuk kelas A kenapa aku tidak ya?”pikirku. aku tidak bisa menganggap remeh Yuda.

            Setelah beberapa hari diadakan test penempatan bimbel kedua. Ya alhamdulillah aku masuk kelas A diperingkat 5 besar sedangkan Sora mendapatkan peringkat 10 besar. Hal itu membuatku sedikit puas.

            Berhari-hari aku giat belajar untuk menghadapi ujian nasioal. Belajar terus membuatku bosan dan jenuh. Aku menyempatkan diri untuk beristirahat. Saat istirahat aku tiba-tiba jadi memikirkannya, aku berfikir apakah aku bisa mendapatkan nilai danem yang bagus dan masuk SMAN 1 Gresik bersamanya. Ah semoga saja!. Ujian nasional pun tiba jatungku berdetak kencang, ku lihat Sora yang tenang membuatku juga ikut tenang. 3hari ujian nasional terlewati aku selalu berdoa agar dapat mendapatkan nilai yang bagus

            Setelah beberapa minggu nilai ujian nasional pun dibagikan. Saat dibagikan ternyata aku memperoleh nilai yang sangat jelek yaitu 36.80 dibandingkan dengan nilai teman-temanku yang mencapai 38-39. Huh! Tapi aku tidak pesimis dan terus berusaha. Aku ingin membuktikan bahwa danem 36 bisa masuk SMAN 1 Gresik.

            Setelah beberapa minggu, ujian test masuk SMAN 1 Gresik dimulai, dengan tenang dan percaya diri aku kerjakan soal-soal tersebut. Bagiku soal test masuk SMA itu sangat mudah dan aku yakin bisa diterima di sana.

            Saat hasil penerimaan ternyata aku dan Yuda tidak diterima sedangkan Sora diterima. Aku pun pulang dengan sedih dan yang lebih sedihnya lagi aku tidak bisa bersama lagi dengan Sora. Ku lihat fotonya di album teringat kenangan yang indah di SMP membuatku menjadi semangat lagi.


            Akhirnya dengan kerja kerasku aku diterima di SMAN 1 Kebomas.“ya sayang kita tidak bisa masuk SMAN 1 Gresik.” Kata Yuda dengan wajah yang menyesal.“tidak apa-apa kawan ini semua belum berakhir”. Kami pun menerimanya dengan lapang dada. Sekarang aku sudah bersekolah di SMAN 1 Kebomas. Di SMA aku pun terus teringat dengan soal tes masuk SMA dulu dan aku tidak habis pikir, aku yakin bisa di SMAN 1 Gresik tapi kenapa tidak diterima, mungkin ini takdir supaya aku lebih giat lagi. Suatu hari aku akan menjadi orang sukses dan bisa menunjukannya pada Sora.  Sampai sekarang pun aku masih mempunyai perasaan yang aneh sama seperti dulu entah perasaan apa itu perasaan suka? Senang? Kagum? Padahal dia jauh dariku tapi aku merasa dia dekat sekali denganku. Dia telah berjasa membuatku berubah. Terimakasih.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Nonton TV Online

    Warung Bebas TV Streaming